SukabumiBerita.com—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyatakan sebanyak 58 rumah warga rusak akibat diterjang bencana puting beliung di Kecamatan Warungkiara.
“Dari hasil asesmen yang dilakukan petugas penanggulangan bencana ada 58 unit rumah warga yang terdampak bencana angin puting beliung yang terjadi pada Minggu (29/9) sekitar pukul 15.30 WIB,” kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Medi Abdul Hakim, kemarin.
Menurut Medi, sebanyak 58 unit rumah yang rusak itu terdiri atas enam rumah mengalami rusak berat dan 52 rumah rusak ringan. Puluhan rumah yang terdampak bencana tersebut tersebar di lima desa, yakni Desa Warungkiara, Sirnajaya, Sukaharja, dan Damarraja.
Hingga saat ini petugas gabungan dari BPBD, TNI dan Polri, Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Warungkiara dan sejumlah relawan masih berada di lokasi bencana untuk memberikan bantuan dan bergotong royong membersihkan puing rumah yang rusak akibat disapu angin puting beliung.
Selain merusak puluhan rumah, angin puting beliung tersebut juga mengakibatkan sejumlah pohon tumbang seperti di Kampung/Desa Warungkiara RT 01/01, kemudian di Kampung Simpenan RT 02/07, dan di Kampung Halimun.
Pohon yang tumbang tersebut juga menimpa sejumlah rumah, memutus jaringan listrik PLN dan menutup jalan raya. Namun, seluruhnya sudah ditangani dengan mengevakuasi batang pohon yang menutup jalan dan menimpa rumah.
“Kami masih melakukan pendataan terhadap jumlah rumah yang rusak, tidak menutup kemungkinan jumlahnya bertambah. Sementara untuk warga yang rumahnya mengalami rusak berat sudah diungsikan ke rumah kerabatnya,” kata dia.
Pada kejadian bencana ini, pihaknya tidak mendapatkan laporan adanya warga yang meninggal dunia maupun terluka. Sementara untuk warga yang terdampak sudah mendapatkan bantuan darurat.
Di sisi lain, Medi mengimbau warga agar selalu waspada karena prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam beberapa hari ke depan wilayah Kabupaten Sukabumi berpotensi terjadi cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan deras disertai angin kencang yang bisa memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.
Baca Juga: