SukabumiBerita.com—Indonesia berduka. Wakil Presiden Ke-9 RI, Hamzah Haz wafat pada hari ini, Rabu (24/7/2024) pukul 09.30 Wib di usia 84 tahun. “Innalillahi wa innaillaihi Raji’un. Telah berpulang kerahmattullah Bapak Dr.(Hc) HAMZAH HAZ. Wakil Presiden RI ke-9,” bunyi pesan yang diterima wartawan, Rabu (24/7/2024).
Politikus PPP Achmad Baidowi atau akrab disapa Awiek membenarkan kabar duka tersebut. Dia mengatakan bahwa Hamzah Haz tutup usia di Klinik Tegalan. “Innalillahi wainna ilaihi roji’uuun. Telah wafat DR. KH. Hamzah Haz pada jam 09.30 di Klinik Tegalan,” kata Awiek.
Hamzah Haz rencananya akan disalatkan di masjid milik pribadi yang berada di Jalan Nenas Bogor Jawa Barat untuk kemudian dimakamkan siang nanti. “Semoga almarhum diampuni segala dosanya, diberikan Syafaat dari Rasulullah SAW dan masuk SyurgaNya,” katanya.
Adapun, Hamzah Haz menjabat Wakil Presiden Indonesia ke-9 yang menjabat sejak 26 Juli 2001 hingga 20 Oktober 2004. Hamzah juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) periode 1998–2007.
Hamzah Haz lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, pada 15 Februari 1940. Hamzah Haz merupakan politikus PPP yang menjabat sebagai Wapres mendampingi Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, yang menjabat pada 2001 hingga 2004. Dia dan Megawati terpilih sebagai pasangan Presiden dan Wakil Presiden menggantikan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang saat itu posisinya dicopot oleh MPR. Kedua pasangan tersebut menjabat antara tahun 2001 – 2004.
Kami kutip dari laman resmi PPP, Hamzah Haz sebelum menjadi Wapres merupakan ketua PPP yang merupakan hasil penggabungan dari empat partai Islam semasa Orde Baru, yaitu PSII, Parmusi, NU, dan PERTI. Politisi dari PPP ini dikarunia 12 orang anak yang terdiri dari 4 anak laki-laki dan 8 anak perempuan. Saat remaja, ketertarikannya pada organisasi sudah terlihat bahkan saat masih di bangku SMP. Minat tersebut ia lanjutkan di setiap jenjang pendidikan yang ditempuh, terutama saat berada di bangku perkuliahan. Hamzah Haz menempuh pendidikan SMP di Pontianak, Kalimantan Barat. Setelah itu, mantan Wakil Presiden ke-9 itu melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) dan lulus pada tahun 1961.
Selanjutnya, dia melanjutkan pendidikan Akademi Koperasi di Kota Yogyakarta. Tergabung dalam Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalbar, Hamzah Haz semakin menunjukkan minat dan bakatnya dalam dunia organisasi. Di situ, Hamzah Haz menjabat sebagai ketua organisasi pada periode 1962 – 1965 bersamaan dengan selesainya masa studi di Yogyakarta. Di tahun yang sama, dia akhirnya kembali ke Pontianak. Di Pontianak, Hamzah Haz kembali melanjutkan pendidikan di jurusan ekonomi perusahaan Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura. Pada masa ini, ia juga aktif di organisasi, yaitu sebagai ketua PMII periode 1965 – 1971. Tak hanya itu, dia juga aktif di organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) Konsulat Pontianak. Mewakili angkatan 66, mantan Ketua Umum PPP itu kemudian diangkat menjadi anggota DPRD Kalimantan Barat dari Partai Nahdlatul Ulama.
Pada tahun 1971 Partai NU bergabung dengan 3 partai Islam lainnya membentuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Hal itu menyusul kebijakan fusi partai politik oleh Presiden Soeharto di masa Orde Baru.
Dari situlah karier politik dari Hamzah Haz terus naik untuk tahun-tahun berikutnya. Puncaknya adalah ketika ia terpilih sebagai Wakil Presiden mendampingi Megawati Soekarno Putri periode 2001 – 2004. Saat itu, dia berhasil memperoleh suara lebih banyak dibanding Susilo Bambang Yudhoyono, Akbar Tandjung, dan Siswono Yudohusodo. Dengan begitu, dia pun maju mendampingi Megawati sebagai Wakil Presiden.
Sebelum menjabat Wakil Presiden RI, Hamzah Haz sempat berada di dalam kabinet Presiden BJ. Habibie sebagai Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Akan tetapi, dia didesak mundur oleh masyarakat yang menghendaki ketua partai tidak menerima jabatan sebagai menteri.
Selanjutnya, ia terpilih sebagai Wakil Ketua DPR RI untuk periode 1999 – 2004. Pada masa itu, dia kembali diminta oleh Presiden Abdurrahman Wahid menjadi Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia. Jabatan tersebut ia terima, tetapi hanya berlangsung selama satu bulan saja. Hal itu lantaran adanya desakan masyarakat dengan alasan yang sama seperti sebelumnya. Dia pun mundur dan kembali fokus dengan PPP sampai akhirnya dia terpilih sebagai Wakil Presiden.