SukabumiBerita.com—Suhu udara di wilayah Sukabumi lebih dingin akhir-akhir ini. BMKG menyatakan suhu dingin di Sukabumi karena dampak musim kemarau.
Kepala BMKG Stasiun Bandung Teguh Rahayu menjelaskan untuk di daerah Sukabumi terdapat beberapa pengaruh seperti kelembapan udara pada lapisan 850 mb dan 700 mb wilayah Sukabumi, 50-88 %. Akibatnya suhu udara menjadi lebih dingin pada malam hari, dini hari, pagi hari dalam beberapa pekan terakhir ini merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi ketika masa puncak musim kemarau pada Juli-Agustus.
Dari catatan BMKG, mulai Juli 2024 suhu minimum di daerah Sukabumi di antaranya l, 11 Juli 2024 : 20.8 °C, 12 Juli 2024 : 19.6 °C, 13 Juli 2024 : 18.0°C dan 14 Juli 2024 : 16.6°C.
Suhu dingin cenderung berpeluang terjadi pada musim kemarau pada malam hari, dini hari dan pagi hari. Saat musim kemarau pada siang hari, terik sinar matahari maksimal karena tidak ada tutupan awan, akibatnya permukaan bumi menerima radiasi yang maksimal, di malam hari karena tidak ada awan maka pada malam hari dan dini hari radiasi yang disimpan akan maksimal dilepaskan.
“Kondisi ini menyebabkan permukaan bumi mendingin dengan cepat dan berdampak pada udara dingin di malam hari, dini hari dan pagi hari. Penyebab lain adalah karena angin monsun Australia yang membawa udara dingin dan kering. Fenomena suhu dingin ini secara empiris akan berlangsung hingga Agustus 2024,” katanya.
Untuk prakiraan cuaca hari ini, kondisi cuaca wilayah Sukabumi umumnya cerah hingga cerah berawan. Suhu berkisar antara 17 – 29.0°C. Kelembaban berkisar antara 50 % – 90%. Angin pada umumnya Tenggara dengan perkiraan kecepatan antara 5 – 19 km/jam
“Tetap waspada terhadap terjadinya potensi dampak cuaca di awal kemarau seperti perbedaan suhu di malam-pagi yang dingin ke siang hari yang terik,” pungkasnya.
Baca Juga: