Sukabumi Berita | Kota Sukabumi menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi tahun 2024, produksi sampah mencapai 184,41 ton per hari, dengan perbandingan sampah organik dan anorganik sebesar 6:4. Keterbatasan kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) memperburuk kondisi timbunan sampah.
SukabumiBerita kutip dari siaran pers program Climate Skills yang digelar British Council dan HSBC, Sukabumi hanya memiliki satu TPA aktif, yakni TPA Cikundul, yang kini telah melebihi kapasitas. Kota ini terancam mengalami kelebihan timbunan sampah dalam lima tahun ke depan jika tidak ada perubahan sistem pengelolaan.
SMAN 2 Sukabumi berupaya melakukan pengelolaan yang lebih baik dalam skala kecil dengan menerapkan pemilahan sampah serta melatih peserta didik untuk terbiasa menjalankan proses ini agar dapat diterapkan sepanjang hidup mereka. Namun, proses dan dampaknya belum sepenuhnya sesuai harapan.
Kepala SMAN 2 Sukabumi, Rachmat Mulyana, mengatakan sekolahnya telah mencoba menerapkan sistem pemilahan sampah sebagai upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah. “Upaya ini digerakkan oleh siswa sendiri dan masih dalam tahap awal, sehingga dibutuhkan cara untuk mengembangkan pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan,” ujar Rachmat, Selasa (1/7/2025).
Pendiri Sahabat Lingkungan (Saling.id), Ruswanto, bersama timnya membuat terobosan bernama Your Waste Solution, yakni sistem pengelolaan sampah dengan Reverse Vending Machine (RVM). Inisiatif ini menjadi salah satu solusi untuk mengatasi timbunan sampah yang kian meningkat, dengan pendekatan yang mudah, menarik, dan bisa direplikasi.
“Tingginya angka sampah plastik di Sukabumi mendorong kami untuk mengubah cara pengelolaannya. Pemilahan saja tidak cukup, karena sebagian besar sampah plastik tetap berakhir di TPA. Dengan bantuan teknologi dan sistem insentif, kami bertekad menciptakan kebiasaan baru yang lebih ramah lingkungan,” kata Ruswanto.
Mesin RVM pertama akan ditempatkan di SMAN 2 Sukabumi untuk mendukung upaya daur ulang dan memastikan penggunaannya optimal. Ruswanto menjelaskan, RVM bekerja dengan cara siswa memasukkan sampah kemasan plastik ke dalam mesin dan memperoleh imbalan dalam bentuk uang digital.
“Sesuai namanya, cara kerja RVM berkebalikan dengan vending machine biasa. Bila vending machine dioperasikan dengan memasukkan uang, reverse vending machine justru menerima sampah plastik dan memberi imbalan uang digital,” jelasnya.
Ia berharap sistem insentif ini mampu mendorong siswa dan guru lebih konsisten mendaur ulang sampah plastik. Sampah yang terkumpul melalui RVM akan dicacah dan diolah menjadi bahan baku produk baru. Dengan cara ini, terbentuklah sistem ekonomi sirkular yang menekankan keberlanjutan.
Ruswanto menunjukkan bahwa setiap kilogram plastik yang terkumpul akan didaur ulang menjadi hiasan ruangan yang dapat dijual kembali. Kegiatan ini membuka peluang ekonomi bagi warga sekitar dan mendukung kewirausahaan lokal. Pendekatan ekonomi sirkular ini mendorong masyarakat untuk memandang sampah sebagai awal dari proses penciptaan produk baru, bukan akhir dari siklus konsumsi.
Pelaksanaan program Your Waste Solution merupakan salah satu dari tiga proyek iklim dalam Climate Action Project, bagian dari program global Climate Skills Program oleh HSBC dan British Council. Program ini berkolaborasi dengan generasi muda dan komunitas lokal di Jawa Barat, dengan fokus membekali mereka keterampilan dan pengetahuan untuk mengatasi tantangan iklim melalui pendekatan lokal yang inovatif.
Selain di Sukabumi, dua proyek lainnya dilaksanakan di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur dengan fokus pada solusi lingkungan sesuai kondisi setempat. Country Director British Council untuk Indonesia dan Asia Tenggara, Summer Xia, menekankan pentingnya aksi nyata dalam menghadapi krisis iklim yang mengancam keberlanjutan lingkungan. Ia meyakini generasi muda dapat menjadi motor penggerak perubahan.
“Krisis iklim membutuhkan lebih dari sekadar kesadaran, tapi juga keberanian dan tindakan nyata. British Council, didukung HSBC, percaya bahwa bersama generasi muda, keberlanjutan dapat diwujudkan melalui langkah konkret, bukan hanya jargon. Program Your Waste Solution adalah salah satu contohnya,” kata Summer Xia.