SukabumiBerita.com—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mencatat sebanyak 87 peristiwa bencana alam melanda Sukabumi pada Januari hingga Maret 2024. Total kerugian akibat bencana itu mencapai Rp1,6 miliar. Penyebab bencana didominasi faktor cuaca ekstrem.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Novian Rahmat mengungkapkan, secara rinci kejadian bencana alam yang terjadi di Kota Sukabumi pada Januari sebanyak 36 peristiwa, Februari sebanyak 18 dan Maret sebanyak 34 peristiwa bencana alam.
“Adapun jenis bencana yang terjadi diantaranya, 6 angin topan, 9 banjir, 52 cuaca ekstrim, 1 gempa bumi, 6 kebakaran pemukiman dan 14 tanah longsor. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa hanya kerugian,” kata Novian, Minggu (31/3/2024).
Dia menjelaskan, berdasarkan data yang dihimpun BPBD jenis bencana alam yang terjadi masih didominasi oleh cuaca ekstrem yang mengakibatkan banjir hingga angin puting beliung. Adapun, banjir limpasan disebabkan sampah yang menyumbat saluran drainase sehingga saat hujan, air meluap hingga terjadi banjir.
“Karena itu, untuk menangani banjir limpasan ini kami bersama warga terus berupaya melakukan aksi bersih-bersih,” ujarnya.
Jumlah kerugian terbesar terjadi pada bulan Januari yaitu sebesar Rp1.226.800.000 atau Rp1,2 miliar, disusul bulan Maret sebesar Rp359.500.000 dan Februari sebesar Rp30.000.000.
Selama peralihan cuaca ekstrem ke musim kemarau, BPBD menyiagakan tim penanggulangan bencana. Selain itu, BPBD Kota Sukabumi juga terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan informasi kepada masyarakat.
“Setiap hari petugas terus melakukan monitoring wilayah untuk mengetahui kondisi di lapangan. Monitor lewat pesawat dan grup tanggap bencana dengan aparat kewilayahan,” katanya.
BPBD mengingatkan masyarakat untuk waspada akan potensi bencana alam. Hingga saat ini, status kebencanaan di Kota Sukabumi masih dalam tahap siaga.
“Pentingnya melaksanakan upaya pencegahan, seperti membersihkan saluran air, menjaga kebersihan lingkungan, dan mengikuti himbauan dari pihak berwenang saat terjadi kondisi cuaca ekstrem,” katanya.