SukabumiBerita.com—Angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Sukabumi, ternyata masih tinggi. Terbukti, dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) sepanjang Januari hingga April 2024 sebanyak 639 warga menderita penyakit tersebut.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi Wita Darmawanti mengungkapkan dari sebanyak 639 kasus satu di antaranya meninggal dunia pada April 2024 lalu,” kata Wita kepada wartawan, Selasa (7/5/2024).
Apabila melihat dari data yang ada, kasus DBD terjadi paling banyak pada April. Sebab itu, saat musim hujan masyarakat perlu waspada dari berbagai penyakit salah satunya penularan DBD. “Chikungunya dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Kondisi ini umumnya ditandai dengan demam tinggi dan nyeri sendi secara mendadak,” katanya.
Menurutnya, genangan air hujan bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti yang merupakan penyebab DBD. “Sebab itu, kami terus berupa melakukan upaya penanggulangan dan pencegahan, terkait penyakit yang harus diwaspadai saat musim penghujan ini. Upaya yang kita lakukan yaitu Promosi Kesehatan (Promkes) dan edukasi. Pelayanan kesehatan tetap siap,” katanya.
Dinkes terus berupaya menurunkan angka kasus DBD ini dengan berbagai cara. Misalnya, mensosialisasikan pencegahan ke masyarakat tentang 3 M Plus, yakni menguras, menutup, mendaur dan mencegah, serta mengedukasi masyarakat agar menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). “Terpenting itu, masyarakat harus bisa melakukan gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk),” katanya.
Masyarakat agar menerapkan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J). Program itu bertujuan untuk mengoptimalkan segenap anggota keluarga menjadi Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di rumahnya masing-masing.
“Kami juga mengaktifkan kelompok operasional penanggulangan DBD atau Pokjanal di berbagai tingkatan RT, RW, kelurahan, kecamatan, hingga tingkat kota, sehingga dengan berbagai upaya itu diharapkan mampu menekan jumlah kasus DBD di Kota Sukabumi,” katanya.