SukabumiBerita.com—Badan Pusat Ststistik (BPS) melaporkan, kenaikan harga beras terjadi di semua rantai distribusi pada Februari 2024.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah menjelaskan, harga beras di penggilingan pada Februari 2024 tercatat naik sebesar 6,76% secara month-to-month (mtm) dan naik 24,65% secara year-on-year (yoy).
Kenaikan harga juga terjadi di tingkat grosir dan eceran. BPS melaporkan, harga beras grosir meningkat 5,96% secara bulanan dan naik 30,08% secara tahunan. Secara bulanan, harga beras eceran naik 5,28% dan secara tahunan naik 19,08%.
“Kenaikan harga beras terjadi di semua rantai distribusi. Secara umum kenaikan harga beras terjadi di 37 provinsi sedangkan harga beras di satu provinsi lainnya menunjukkan penurunan,” ungkap Habibullah dalam Keterangan BPS, Jumat (1/3/2024). Kenaikan harga beras di berbagai rantai distribusi seiring dengan kenaikan harga gabah di tingkat petani.
Habibullah mengatakan, harga gabah kering panen (GKP) naik sebesar 4,86% secara mtm menjadi Rp7.261 per kilogram dari bulan sebelumnya Rp6.925 per kilogram. Secara tahunan, harga GKP naik 27,14%. Harga gabah kering giling (GKG) juga tercatat meningkat.
Pada Februari 2024, harga GKG naik sebesar 6,13% secara mtm, menjadi Rp8.591 per kilogram. Secara tahunan, harga GKG tercatat naik sebesar 33,48%.
Beras kembali mengalami inflasi sebesar 5,32% dengan memberikan andil inflasi terbesar, baik secara month-to-month (mtm) maupuan year-on-year (yoy) pada Februari 2024. Ssecara bulanan, komoditas ini memberikan andil sebesar 0,21% sedangkan secara tahunan sebesar 0,67%. “Secara umum kenaikan harga beras terjadi di 37% provinsi sedangkan harga beras di satu provinsi lainnya menunjukkan penurunan,” kata Habibullah.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengakui, harga beras dalam negeri masih tinggi. Dia menuturkan, jika Indonesia mampu menanam minimal 1 juta hektare maka beras yang dapat dihasilkan sekitar 2,5 juta ton. Namun, jika luas lahan yang ditanam dibawah 1 juta hektare, produksi beras diperkirakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bulanan sebanyak 2,6 juta ton sehingga harga beras akan bergerak naik.