SukabumiBerita.com—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mencatat selama Januari hingga Februari 2024 ada 54 kali kejadian bencana yang tersebar di tujuh kecamatan. Akibat kejadian bencana tersebut, nilai kerugian ditaksir mencapai Rp1,2 miliar.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan), jenis bencana alam cuaca ekstrem hingga saat ini masih mendominasi bencana cuaca ekstrem yang jumlahnya mencapai 31 kali, disusul tanah longsor tujuh kali, angin topan atau beliung enam kali dan banjir enam kali, kebakaran permukiman tiga kali dan gempa bumi satu kali.
“Akibat kejadian bencana tersebut, nilai kerugian ditaksir mencapai Rp1,2 miliar, dengan luas area terdampak 3.192 Ha, dan 95 KK terdampak, di antaranya 97 orang terdampak. Selain itu, 156 unit bangunan rusak, dengan rincian 15 unit rusak berat, 21 unit rusak sedang dan 120 unit rusak ringan,” kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi, Suhendar kepada wartawan, Rabu (13/3/2024).
Dia menjelaskan, pada Januari merupakan frekuensi tertinggi yang dilaporkan masyarakat, tercatat ada 36 kasus, kemudian disusul Februari 18 kasus. “Secara aggregate, jenis bencana cuaca ekstrem, tanah longsor, dan banjir itu paling mendominasi,” katanya.
Khusus Februari, lanjut dia, tercatat ada 18 kasus kejadian. Cuaca Ekstrem menjadi bencana yang mendominasi yakni 16 kali, disusul tanah longsor 1 kali dan angin topan/beliung 1 kali. Bencana ini disebabkan anomali cuaca yang memasuki puncak musim penghujan.
“Pada Februari ini jumlah jiwa terdampak 19 orang. 68 unit bangunan dengan taksiran nilai kerugian Rp 30.000.000, juga 0,2521 Ha terdampak,” katanya.
BPBD mengingatkan warga agar lebih waspada dengan potensi bencana yang dapat terjadi di setiap daerah. Apalagi, saat musim hujan sering terjadi bencana seperti banjir limpasan, longsor maupun jenis bancana alam lainnya. “Karena itu, kami terus mengimbau kepada warga agar lebih waspada,” pungkasnya.