SukabumiBerita.com—Arus mudik sudah mulai ramai memasuki wilayah Kabupaten Sukabumi, terpantau lancar sepekan menuju Lebaran. Tampak sejumlah petugas bersiaga guna memberi pelayanan terbaik kepada para pemudik. Kondisi ini terpantau mulai dari pintu Tol Parungkuda dan sekitarnya termasuk wilayah Parungkuda-Cibadak, jalur alternatif Nagrak dan Cikidang. Sampai tadi pagi belum terlihat adanya lonjakan kendaraan secara signifikan.
“Adapun sampai saat ini masih kondusif lancar, belum terlihat adanya lonjakan kendaraan. Namun pada akhir pekan dan hari libur nasional, biasanya terjadi peningkatan volume kendaraan yang masuk ke wilayah Sukabumi,” kata Kasat Lantas Polres Sukabumi AKP Fiekry Adi Perdana.
Ribuan kendaraan diproyeksikan akan melintasi wilayah Sukabumi, peningkatan akan terjadi pada musim akhir pekan dan musim liburan cuti bersama.
“Total keseluruhan Pos yang akan kami dirikan di sepanjang jalur Sukabumi ada 88 Pos terdiri dari 2 Pos Pelayanan, 7 Pos Pengamanan, 10 Pos PAM Wisata, Pos Gatur 70. Sementara Pos Utama atau terpadu ada di pintu tol keluar di Parungkuda,” katanya.
“Dalam operasi ketupat ini ada 354 personel Polri, berikut personel TNI dan personel pemerintaha total keseluruhan sekitar 774 pesonel. Untuk Lalu Lintas sendiri ada 82 personel,” terangnya.
Dalam data pemaparan yang diberikan, diketahui jalur lintas mudik yang memasuki wilayah hukum Polres Sukabumi dimulai melalui jalur Lingkar Selatan yang berbatasan dengan wilayah Kota Sukabumi melintasi Caringin, Cibadak, Parungkuda hingga ke Cicurug yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor.
Di jalur lintasan mudik tersebut, terdapat beberapa jalur alternatif, mulai dari Nagrak keluar di Jalur Cibadak melintasi titik keramaian di Pasar Cibadak. Kemudian jalur alternatif PT Heshe menyambung ke alternatif Tenjo Ayu keluar di wilayah Benda, Cicurug.
Pemudik perlu mewaspadai sejumlah titik rawan kemacetan di Exit Tol Parungkuda, hal itu karena masuk dan keluarnya kendaraan dari Tol menuju jalur arteri di Parungkuda.
“Kurang tertib dan disiplinnya pengguna jalan, terjadinya bottleneck yang menyebabkan penyempitan jalan sehingga arus lalu lintas menjadi padat, kemudian terdapat rest area kuliner yang tidak tertib berlalu lintas hingga menimbulkan kepadatan,” kata Fiekry.
Di wilayah Pasar Cibadak, masih ada angkutan umum yang berhenti sembarangan, pedagang yang berjualan di bahu jalan, keluar masuk kendaraan ke Pasar Cibadak dan keluar masuk kendaraan di Simpang Nagrak (alternatif) membuat kemacetan sulit terhindarkan.