SukabumiBerita.com—Paryanto (53) warga Sukabumi dibunuh tersangka bernama Tuhari alias Tohari alias Mbah Slamet dukun pengganda uang. Hal tersebut diungkap Polres Banjarnegara, Polda Jawa Tengah (Jateng). Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengatakan, tersangka sudah merencanakan pembunuhan terhadap Paryanto sejak Januari 2023.
Upaya pembunuhan dilakukan tersangka Tohari setelah adanya pertemuan pertama dan korban telah menyerahkan uang sebesar Rp70 juta.
“Paryanto berupaya menghubungi pelaku untuk menagih janji penggandaan uang yang mana sebelumnya sudah memberikan uang kepada pelaku total Rp70 juta yang akan digandakan menjadi Rp5 miliar oleh pelaku,” kata Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto, dikutip Kamis (6/4/2023).
Baca Juga:
Selanjutnya, kata Hendri, pelaku Slamet berusaha merayu korban supaya datang dan dijanjikan pelaku uang sebsar Rp70 juta akan dikembalikan.
Mendengar uang akan dikembalikan, Paryanto pun menyanggupinya dan datang pada Senin 20 Maret 2023 ke rumah pelaku. Paryanto berangkat sendiri dari Sukabumi menggunakan mobil Wuling bernomor Polisi D 1277 SAT.
“Saat itu korban datang ke rumah pelaku Senin 20 Maret 2023 sekitar pukul 10.00 WIB, setelahnya korban dan pelaku makan bersama. Saat itu, pelaku mengatakan akan melakukan ritual di malam Jumat atau Kamis malam tanggal 23 Maret 2023 untuk menggandakan uang,” ungkapnya.
Kemudian, pukul 17.00 WIB, pelaku mengajak korban ke hotel di Karangkobar sebagai tempat menginap korban.
Di pertengahan jalan, pelaku memerintahkan korban membeli 2 (dua) botol Pocari Sweat di warung daerah Karangkobar dengan dalih sarana ritual di malem Jumat bertemu dengan penjaga roh yang bisa menggandakan uang.
“Sesampainya di hotel, 2 botol Pocari Sweat dibawa oleh korban sambil istrahat untuk menunggu ritual Kamis 23 Maret. Sementara pelaku pulang dengan membawa mobil korban,” kata Hendri.
Sesampainya pulang ke rumahnya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, pelaku langsung membawa cangkul ke hutan dan menggali tanah.
Pada Rabu malam 22 Maret, pelaku mengajak korban ritual penggandaan uang di rumah pelaku dengan perjajian tiga jam tidak tidur.
“Di saat akan berlangsungnya ritual tanpa diketahui korban, pelaku memasukan obat tidur di Pocari Sweat dan korban suruh meminumnya. Saat ritual tidak kuat akhirnya korban tertidur akibat obat tidur. Ritual pertama pun dianggap gagal,” terang Hendri.
Singkat cerita, setelah gagal ritual malam pertama, lalu pelaku mengajak ritual malam kedua, Kamis 23 Maret 2023. Tengah malam, pelaku mengajak korban ke hutan arah atas dari rumahnya. Lalu korban kembali diberikan minuman pocari sweat yang telah diisi racun apotas dengan dalih untuk ritual.
Setelah diminum, tak lama korban langsung tidak sadarkan diri dan dicek pelaku sudah tidak bisa bernapas.
“Diketahui sudah tidak bernapas, pelaku mengambil cangkul dan mengambil handphone milik korban. Sesudahnya pelaku menggelindingkan jenazah yang masih membawa tas dan baju yang dipakai ke dalam lubang galian,” papar Hendri.
“Tersangka mengakui mayat korban dikubur di area hutan Turut Desa Balun Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara,” kata Hendri.
Berdasarkan hasil pengembangan dan pengakuan tersangka, Satreskrim Banjarnegara langsung menuju lokasi dan menggali tempat yang ditujukan dikuburnya korban Paryanto.
“Setelah dilakukan penggalian sekira pukul 06.45 WIB, ternyata benar ditemukan sesosok mayat laki-laki yang memakai atau mengenakan pakaian kaos lengan panjang warna hitam dan celana panjang warna hijau dan tas berisi identitas korban,” ungkapnya.
Selanjutnya tim Sat Reskrim Polres Banjarnegara melakukan evakuasi terhadap jenazah korban ke RSUD Banjarnegara untuk dilakukan autopsi.
Setelah itu, petugas bersama keluarga korban yang melaporkan kehilangan keluarganya langsung menuju ke RSUD Banjarnegara untuk melihat jenazah dengan maksud memastikanya.
“Saat melihat apakah benar jenazah tersebut merupakan salah satu anggota keluarganya, dan setelah dilihat oleh pelapor beserta saksi 1 ternyata benar bahwa jenazah tersebut merupakan ayah kandungnya bernama Paryanto,” katanya.